Jeep Baru BJ30 Hybrid Rilis di RI, IMI: Produsen Asing Harus Genjot TKDN

Bamsoet saat menghadiri peluncuran BAIC tipe BJ30 di GIIAS ICE BSD Tangerang, Rabu (23/7/2025). (Dok. Bamsoet)

JAKARTA, Naraya – Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi diluncurkannya mobil hybrid terbaru, BAIC BJ30 dibandrol harga untuk 4×2 Rp. 499 juta per-unit dan 4×4 Rp 575 juta per-unit, oleh PT JIO Distribusi Indonesia dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

Kehadiran BAIC BJ30 bukan hanya menambah pilihan dalam pasar kendaraan hybrid tanah air, tetapi juga mempertegas bahwa Indonesia semakin menarik bagi pabrikan otomotif dunia untuk menghadirkan teknologi kendaraan ramah lingkungan, tangguh, dan futuristik.

“Peluncuran BAIC BJ30 menjadi momen yang menegaskan arah baru industri otomotif Indonesia yang ramah lingkungan, canggih, dan terbuka untuk kolaborasi global. Arah tersebut harus senantiasa berpijak pada kepentingan nasional. Kedaulatan industri otomotif nasional jangan hanya slogan, tetapi tanggung jawab bersama,” ujar Bamsoet saat menghadiri peluncuran BAIC tipe BJ30 di GIIAS ICE BSD Tangerang, Rabu (23/7/2025) kemarin.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menilai, peluncuran BAIC BJ30 merupakan sinyal positif atas meningkatnya minat produsen otomotif global terhadap pasar Indonesia. Namun, kehadiran mobil-mobil impor di pasar nasional harus dibarengi dengan komitmen jangka panjang dari para prinsipal otomotif. Terutama terkait perakitan lokal dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Indonesia bukan hanya pasar, tetapi juga harus menjadi basis produksi otomotif regional maupun global. Kita harapkan para produsen mobil dari luar negeri mau merakit kendaraannya di Indonesia. Sehingga, kita bisa meningkatkan kontribusi sektor otomotif terhadap PDB nasional, sekaligus membuka lapangan kerja dan memperkuat ekosistem industri komponen dalam negeri,” kata Bamsoet.

Anaknya menambahkan, dengan total penjualan mobil nasional mencapai lebih dari 1 juta unit pada tahun 2024, dan dengan proyeksi kenaikan hingga 1,2 juta unit pada akhir 2025, pasar otomotif Indonesia menjadi salah satu yang paling potensial di kawasan Asia Tenggara. Potensi tersebut harus mampu mendorong transfer teknologi, pengembangan SDM lokal, dan kolaborasi nyata dengan industri otomotif dalam negeri.

“Bukan hal yang mustahil jika dalam 10 tahun ke depan, Indonesia mampu menjadi pemain utama kendaraan listrik dan hybrid di kawasan Asia, asal kita mampu membangun industri yang berbasis inovasi dan keberlanjutan. Kehadiran BAIC BJ30 harus dibaca sebagai peluang, sekaligus tantangan. Jangan sampai kita hanya jadi pasar bagi produk luar, tetapi tidak memperoleh nilai tambah yang maksimal,” pungkasnya. (*)

Share This Article

Related Posts