JAKARTA, Narayamedia – Ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina, termasuk pendiri WikiLeaks Julian Assange, berjejer dan berbaris melintasi Sydney Harbour Bridge, Australia, Minggu (3/7/2025). Tak sedikit kerumunan pengunjuk rasa menutup landmark terkenal itu.
Dikutip Narayamedia.com dari AFP, Assange, yang kembali ke Australia tahun lalu usai dibebaskan dari penjara di Inggris, terlihat dikelilingi keluarga. Ia berbaris bersama eks menteri luar negeri Australia dan perdana menteri New South Wales, Bob Carr.
Diketahui, Prancis, Inggris, dan Kanada, dalam beberapa pekan terakhir tegas menyuarakan dalam beberapa kasus dengan syarat tertentu. Di antaranya secara diplomatis mengakui negara Palestina serta kekhawatiran dan kritik internasional atas malnutrisi di Gaza.
Selain itu, Australia telah menyerukan diakhiri perang di Gaza. Namun, sejauh ini belum memutuskan mengakui Palestina.
Tapi, dalam pernyataan bersama dengan sejumlah negara lain pada Selasa lalu, Australia menyatakan “kesediaan atau pertimbangan positif… untuk mengakui negara Palestina sebagai langkah penting menuju solusi dua negara”.
Dalam aksi itu, kerumunan pro-Palestina diterjang angin kencang dan hujan saat berbaris melintasi jembatan. Mereka meneriakkan “gencatan senjata sekarang” dan “free Palestine”.
Untuk pengamanan aksi unjuk rasa, Kepolisian New South Wales mengerahkan ratusan staf tambahan di seluruh Sydney.
Selain itu, para demonstran juga mengangkat spanduk berisi nama ribuan anak Palestina tewas sejak perang Gaza meletus usai serangan Oktober 2023 lalu.
Anggota parlemen Partai Buruh, Ed Husic, turut menghadiri pawai itu. Ia menyerukan agar partainya yang berkuasa pimpinan Perdana Menteri Anthony Albanese, mengakui negara Palestina.
Namun, Assange tak berpidato di depan massa. Termasuk berbicara ke awak media.
Kondisi saat ini, Israel berada di bawah tekanan internasional kian besar untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah menewaskan 60.000 lebih warga Palestina, dari data Kementerian Kesehatan Gaza. (*)