NABIRE, Narayamedia – Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian menekankan pentingnya memperkuat pendidikan anak dalam menyambut Indonesia Emas 2045. Menurut Tri, anak merupakan aset keluarga, bangsa, dan negara untuk masa depan.
“Pada saat itu [momentum Indonesia Emas 2045] adalah seharusnya Indonesia memiliki generasi yang bisa bersaing di dunia internasional dengan kemampuannya, kualitasnya. Tidak hanya jumlahnya yang banyak, tapi juga diiringi dengan kemampuan kualitas bersaing dan sumber daya yang sangat bisa diandalkan,” kata Tri saat menghadiri Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2025 di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, belum lama ini, dikutip Narayamedia.com.
Tri menjelaskan, perayaan Hari Anak Nasional jadi momentum untuk bersama-sama memberikan perlindungan, kasih sayang, dan pemenuhan hak-hak anak. Ia menyadari, peringatan ke-41 ini, masih banyak persoalan menimpa anak-anak di Indonesia, khususnya terkait kekerasan terhadap anak. Maka itu, Tri mengajak semua pihak memberikan perlindungan kepada anak-anak agar permasalahan itu dapat diatasi dengan baik.
Menurutnya, peran anak sangat penting. Untuk itu, para orang tua tak hanya bertanggung jawab dalam melindungi anak-anak, tetapi juga mesti berupaya memenuhi seluruh hak mereka, seperti hak memperoleh layanan administrasi kependudukan, pendidikan formal maupun nonformal, serta kesempatan untuk bermain.
Di sisi lain, Tri berharap para orang tua dapat memberikan pengawasan dalam penggunaan teknologi digital oleh anak-anak. Dengan begitu, anak-anak dapat terhindar dari dampak negatifnya.
“Tahun ini, Hari Anak bertemakan anak Indonesia bersaudara. Kita tentunya inginkan dengan tema ini, bahwa anak Indonesia juga bisa mengenal dan memahami bahwa Indonesia tidak hanya satu daerah saja, tapi sangat luas,” jelasnya.
Ia menuturkan, anak-anak perlu mengenal luasnya wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, perlu pula ditanamkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Dalam momentum Hari Anak Nasional, terdapat beberapa subtema yang menjadi perhatian berbagai pihak. Di antaranya: generasi emas bebas stunting, pendidikan inklusif untuk semua, anak cerdas digital, stop perkawinan anak, dan anak terlindungi menuju Indonesia Emas. (*)