JAKARTA, Narayamedia – Eks Menteri Perdagangan periode 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, resmi menghirup udara bebas, Jumat (1/8/2025) sekitar pukul 22.08 WIB malam usai menuntaskan urusan administrasi terkait abolisi di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur.
Tak sendiri. Tom didampingi istrinya, Maria Francisca Wihardja. Tom terlihat bahagia. Ia menyapa puluhan awak media yang menunggu pembebasannya sejak pagi hari. Penasaran, banyak hal ia sampaikan kali pertama usai bebas. Semula, ia bersyukur pada Tuhan dan mengucapkan terima kasih ke kepala negara serta anggota dewan yang memberinya abolisi.
“Keputusan ini bukan hanya membebaskan secara fisik, juga memulihkan nama baik saya dan kehormatan saya sebagai seorang warga negara,” ucap Tom di Rutan Cipinang.
Ia memahami, abolisi yang diterima menuai pertanyaan di ruang publik. Ia juga menghargai banyak pandangan sejumlah pihak yang mempermasalahkan keputusan kekuasaan eksekutif dan legislatif itu. “Tapi, saya juga sangat sadar, banyak pertanyaan dan kegelisahan yang menyertai abolisi ini. Saya menghormati pandangan-pandangan seperti itu,” katanya.
Sebab, ia menilai, sejak awal, dirinya merasa apa yang ia alami ini bukan bagian dari proses hukum yang ideal. Selama mendekam di rutan sekitar 9 bulan, ia banyak refleksi. Tak hanya soal kasusnya, namun bagaimana sistem hukum bekerja.
Tom menilai sangat beruntung memiliki tim penasihat hukum luar biasa. Lalu, para sahabat yang tak henti menyuarakan dan menyerukan keadilan. Hingga keluarga yang tak pernah goyah dan masyarakat yang memberikan simpati dan dukungan. “Namun, saya juga tidak mau dan tidak akan melupakan mereka yang tidak seberuntung saya,” tukasnya.
Mereka yang dimaksud Tom ialah para tahanan, yang mungkin mengalami nasib serupa. Namun, tidak seberuntung dirinya, disebabkan tidak punya suara, sorotan sampai perlindungan.
“Saya tidak ingin kemerdekaan saya hari ini menjadi akhir dari cerita. Saya ingin menjadi awal dan tanggung jawab bersama. Saya ingin menyuarakan, mengingatkan dan jika mungkin membantu agar sistem hukum kita menjadi lebih adil, lebih jernih dan memihak pada kebenaran alih-alih pada kepentingan sempit tertentu,” jelasnya.
Dia menegaskan dirinya akan kembali pada semangat yang tidak retak. Ia juga masih sangat percaya pada negeri ini, di mana sejak dulu ia selalu percaya bangsa yang terbaik di dunia. “Saya masih sangat amat mencintai Republik ini,” imbuhnya.
Di akhir keterangannya, ia berterima kasih kepada masyarakat yang terus menemani sekitar 9 bulan ini. “Saya sulit mencari kata-kata: sangat terharu, sangat tersentuh, sangat terinspirasi. Ibu-bapak adalah teladan bagi saya, inspirasi bagi saya. Saya tak akan meninggalkan ibu-bapak karena ibu-bapak tidak pernah meninggalkan saya,” tutupnya. (*)