JAKARTA, Narayamedia – Presiden Prabowo Subianto menerima sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam Indonesia di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/08) lalu. Pertemuan dihadiri pimpinan maupun sekretaris jenderal organisasi kemasyarakatan Islam.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, dalam keterangannya, menyampaikan, forum itu menjadi ruang dialog terbuka antara Presiden dengan para pimpinan ormas. Yahya menekankan, pertemuan itu membahas persoalan bangsa secara menyeluruh. Termasuk kerja sama menghadapi tantangan.
“Kami bersepakat bersama-sama, bahu-membahu berupaya mengatasi keadaan. Mengajak kepada masyarakat agar lebih tenang. Isyaallah bersama-sama Presiden Prabowo Subianto di bawah pemerintahan beliau dan dengan dukungan dari para pemimpin umat, insyaallah sama-sama kita bisa mengatasi apapun tantangan yang kita hadapi,” katanya.
Dari pertemuan ini, Yahya berharap tindak lanjut dari pertemuan ini dengan kembali diadakan pertemuan lanjutan antara ormas Islam bersama Presiden.
“Mudah-mudahan dari sana nanti akan ada sesuatu yang bisa dinyatakan sebagai tekad bersama. Kesepakatan bersama antara Presiden dengan ormas-ormas Islam sebagai perwakilan dari umat Islam di Indonesia,” jelasnya.
Peran Ormas
Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan pentingnya menjaga persatuan bangsa melalui peran ormas Islam. Haedar mengapresiasi sikap terbuka Presiden dalam menerima masukan dari para pimpinan ormas.
“Pak Presiden begitu terbuka dan kami punya pandangan yang sama bahwa kita kekuatan ormas Islam sebagai kekuatan yang punya sejarah panjang di Republik ini dalam kemerdekaan dan pascakemerdekaan. Memahami betul, menghayati betul. Bahwa persatuan, keutuhan, dan masa depan bangsa perlu kita jaga bersama,” tutur Haedar.
Lebih lanjut, Ketum Muhammadiyah menekankan pentingnya menjaga demokrasi agar tidak disalahgunakan.
“Kami memahami demokrasi dan aspirasi, tetapi hendaknya. Kami yakin, seluruh rakyat Indonesia dapat memanfaatkan demokrasi dengan penuh pertanggungjawaban, keadaban, dan mewaspadai tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang membawa pada kekerasan dan perbuatan-perbuatan yang meruntuhkan keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia,” tambahnya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu, yakni Ketua MPR Ahmad Muzani. Serta sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.
Adapun tokoh organisasi lain yang hadir, yaitu:
1. Ketum Dewan Dakwah, Adian Husaini
2. Ketum AQL, Bachtiar Nasir
3. Ketum Mathalul Anwar, Embay Mulya Syarief
4. Ketum Al-Irsyad Al-Islamiyah, Faisol Nasar Madi
5. Presiden Syarikat Islam, Hamdan Zoelva
6. Ketum PP Persatuan Islam, Jeje Zainuddin
7. Ketum Al Wasliyah, Masyhuril Khamis
8. Ketum Wahdah Islamiyah, Muhammad Zaitun Rasmin
9. Ketum Hidayatullah, Nashirul Haq Marling
10. Ketum PUI, Raizal Arifin, S.S., M. Sos
11. Ketum PERTI, Syarfi Hutauruk
12. Ketum KBPII, Nasrullah
13. Waktum PBNU, Amin Said Husni
14. Ketua LKKS PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq
15. Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti
16. Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf
17. Sekjen Mathalul Anwar, Babay Sujawandi
18. Sekjen Hidayatullah, Candra Kurnianto
19. Sekjen Syarikat Islam, Ferry Juliantono
20. Sekjen PP Persatuan Islam, Haris Muslim
21. Sekjen PUI, Kana Kurniawan
22. Sekjen IKADI, Khairan M. Arif
23. Sekjen Al-Irsyad Al-Islamiyah, Muhammad Halim Bakhabazy
24. Sekjen Wahdah Islamiyah, Syaibani Mujiono
25. Sekjen PERTI, Undrizon
26. Sekjen PP KBPII, Asep Efendi
27. Sekjen Dewan Dakwah, Avid Solihin
28. DPP Al Ittihadiyan, Agus Wicaksono